Nabi Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah, kota yang sangat terkenal
di dunia hingga sampai saat ini menjadi tempat para umat Islam
melaksanakan ibadah Haji hingga saat ini. Beliau lahir tahun 570 M
dimana tahun itu bertepatan dengan kegagalan Abrahah, sang penguasa
Yaman yang ingin menyerang Ka'bah akibat kemarahannya karena Gerejanya
dicorat-coret oleh kotoran manusia yang setelah diselidiki adalah orang
gila yang berasal dari Mekkah.
Hal inilah yang menyebabkan Abrahah menyerang kota Mekkah, tepatnya
ingin menyerang Ka'bah, tempat peribadahan umat Islam untuk melaksanakan
Haji. Abrahah datang dengan pasukan gajah lengkap dengan senjata yang
canggih di masa itu. Abdul Muthalib (Kakek Muhammad) selaku ketua suku
Quraisy yang letaknya berdekatan dengan Ka'bah memerintahkan semua suku
Quraisy untuk mengungsi karena jika melawan pasukan Abrahah sama saja
dengan menyerahkan nyawa. Abdul Muthalib berkata kepada semua penduduk
"Segeralah cepat mengungsi. Kita tidak mungkin melawan pasukan Abrahah
yang begitu banyak. Kita Serahkan saja kepada Tuhan yang menguasai
Ka'bah ini"!
Ketika pasukan Abrahah sudah datang ke dekat Ka'bah beliau melihat tidak
ada yang penduduk Quraisy yang memberikan perlawanan bahkan rumah-rumah
mereka sudah kosong. Akhirnya Abrahah memerintahkan kepada tentara
bergajahnya untuk segera menghancurkan Ka'bah. Tetapi anehnya
gajah-gajah Abrahah tidak mau melaksanakan perintah itu. Mungkin
gajah-gajah itu sudah mengetahui bahwa yang diperintahkan Abrahah adalah
perbuatan yang sangat jahat. Saking geramnya dengan gajah-gajahnya yang
tidak mau menurut kepadanya, Abrahah memukul gajahnya dengan pentungan.
Tentu saja gajahnya berteriak dan melemparkan Abrahah dengan belalainya
ke tanah. Untungnya Abrahah hanya sedikit terluka. Abrahah pun semakin
heran melihat kelakuan gajah-gajahnya.
Akhirnya sesuai dengan bunyi Al-Fiil ayat 1-6, datanglah burung-burung
Ababil yang membawa batu-batu yang terbakar kemudian dilemparkan ke atas
mereka. Tentu saja mereka terluka bahkan lama-lama satu persatu pasukan
Abrahah mati. Abrahah yang menyaksikan kejadian itu segera lari dari
tempat kejadian dengan kondisi terluka namun terlambat beliau dilempari
terus hingga tewas dalam perjalanan pulang ke Yaman. Tidak ada yang
selamat dalam kejadian itu.
Setelah pasukan Abrahah tewas semua. Kembalilah pengungsi-pengungsi
Quraisy ke kampung halamannya dan melihat pasukan-pasukan Abrahah yang
tewas. Dan semua penduduk heran terutama Abdul Muthalib yang menyaksikan
Ka'bah tetap kokoh berdiri. Dia pun berkata, "Ini semua berkat dari
Tuhan pemilik Ka'bah ini yang melindungi Ka'bahnya sehingga tetap
berdiri dengan kokoh"! Lalu penduduk Quraisy mulai membersihkan
mayat-mayat tentara Abrahah. Beberapa lama kemudian lahirlah Muhammad
pada tanggal 20 April 570 M (meski ini tanggal yang belum pasti). Tetapi
sayangnya sang ayah, Abdullah meninggal ketika Muhammad masih dalam
kandungan ketika melakukan perjalanan dagang di Madinah, yang dulu
bernama Yatsrib.
Setelah berumur 6 tahun ibunya, Aminah mengajak Muhammad untuk
mengunjungi keluarganya serta makam Ayahnya di Yatsrib. Sekembalinya
pulang ke Mekkah, dalam perjalanan Ibunya Aminah menderita sakit dan
beberapa hari kemudian meninggal di desa 'Abwa yang terletak tidak jauh
dari Yatsrib. Akhirnya beliau diasuh oleh kakeknya sekaligus kepala suku
Quraisy, Abdul Muthalib. Seiring berjalan waktu umur kakenya semakin
lanjut dan kakeknya memerintahkan paman Muhammad, Abu Thalib untuk
mengasuh dan melindungi Muhammad dari segala macam bahaya. Tidak berapa
lama kemudian kakeknya pun meninggal. Akhirnya segala tanggung jawab
Muhammad menjadi tanggungan Abu Thalib, sang Paman.
Setelah itu, Muhammad disuruh untuk menggembalakan kambing-kambingnya di
sekitar Mekkah dan juga selalu menemani Pamannya pergi berdagang ke
negeri Syam (Suriah, Lebanon, Palestina). Setelah beberapa kali ikut
dalam perjalanan dagang, Abu Thalib beserta Muhammad bertemu dengan
seorang pendeta Kristen bernama Bushra yang masih memegang kitab Injil
yang asli. Dia melihat Muhammad dengan perasaan heran, sebab ciri-ciri
Muhammad sangat cocok dengan kisah Nabi terakhir dalam kitab Injilnya
yang masih asli tersebut. Beliau pun berbicara dengan Abu Thalib agar
segera membawa pulang anak ini karena dikhawatirkan orang-orang Yahudi
akan membunuh anak ini sebab mereka sedang mencari-cari Nabi terakhir
yang dikabarkan dalam Injil yang asli berasal dari bangsa Arab. Mereka
kesal karena Nabi terakhir tersebut bukan dari bangsa mereka. Itulah
sampai sekarang orang Yahudi selalu memusuhi Islam.
Setelah kejadian itu, Abu Thalib bertambah senang kepada Muhammad dan
membawanya kembali pulang ke Mekkah. Setelah menjadi remaja dan mulai
beranjak dewasa beliau mempelajari ilmu bela diri dan kemampuan memanah
dan berkuda. Begitu juga dengan keterampilan beliau dalam hal berdagang.
Hal inilah yang membuat kemampuan dagangnya semakin bertambah dan
kejujurannya dalam berdagang. Akhirnya Muhammad pun dipercaya menjadi
seorang agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah
Akhirnya kejujuran beliau pun diketahui oleh seorang Janda kaya yang
bernama Khadijah. Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirimkan
barang dagangan ke seluruh pelosok Arab. Reputasi Muhammad yang baik
menjadikan Khadijag untuk mempercayakan barang dagangannya untuk dijual
dan dijanjikan akan dibayar dua kali lipat. Khadijah pun sangat gembira
melihat Muhammad pulang dengan hasil dagang yang lebih dari yang
biasanya.
Seiring waktu Muhammad akhirnya jatuh cinta kepada Khadijah, pada waktu
itu berumur umur Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah berumur 40
tahun tetapi kecantikan Khadijah masih memika Muhammad. Akhirnya mereka
menikah meski perbedaan umur dan status yang jauh tetapi tidak menjadi
halangan bagi mereka untuk melangsungkan pernikahan. Tentu saja sejak
menikah dengan Khadijah, kekayaan Muhammad menjadi semakin bertambah.
Tetapi Muhammad tetap hidup sederhana. Ia menggunakan hartanya untuk
hal-hal yang penting saja.
Ketika Muhammad berusia 35 tahun, banjir besar melanda Ka'bah dan
akibatnya Hajar Aswad pun lepas dari tempatnya. Pada saat itu
pemuka-pemuka Quraisy berdebat tentang siapa yang meletakkan Hajar Aswad
itu ke tempatnya kembali. Muhammad datang dan mengatakan, "Lebih baik
kita putuskan barang siapa yang duluan datang ke Masjidil Haram, maka
dialah yang berhak meletakkan Hajar Aswad itu kembali. Setelah
dilaksanakan ternyata Muhammad juga yang pertama kali datang ke Masjidil
Haram. Akhirnya para pemuka Quraisy menyerah dan menyerahkan peletakan
Hajar Aswad kepada Muhammad.
Namun Muhammad tetap bersikap bijaksana. Beliau mengeluarkan sorbannya
dan memerintahkan para pemuka Quraisy agar memgang tiap-tiap sudut
sorbannya dan Hajar Aswad diletakkan di tengah. Muhammad lalu mengangkat
Hajar Aswad tersebut dan menaruhnya kembali ke tempat asalnya. Para
pemuka Quraisy akhirnya tersenyum lega dan sangat puas dengan kebijakan
Muhammad. Beliau pun dijuluki Al-Amin artinya "orang yang dapat dipercaya".
Pada umur 40 tahun, Muhammad diangkat menjadi Nabi yang terakhir pada
tanggal 17 Ramadhan/6Agustus 611 M. Dikisahkan penurunan wahyu kepada
Rasulullah terjadi ketika beliau sedang bertapa di Gua Hira Peristiwa
pengangkatan sebagai Nabi sekaligus juga sebagai penurunan Alqur'an
pertama yaitu Al 'Alaq 1-5. Setelah menerima wahyu tersebut, beliau pun
langsung pulang ke rumah. Sesampai di rumah badannya langsung
panas-dingin akibat menerima wahyu tersebut. Dan oleh istrinya, Khadijah
langsung diselimuti suaminya yang tampak sangat pucat tersebut. Untuk
lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad untuk
menemui saudara sepupunya yang juga beragama Nasrani, Waraqah bin
Naufal. Waraqah banyak mengetahui nubuat Nabi terkahir dari kitab suci
Agama Nasrani dan Yahudi yang masih asli.
Setelah mendengar berita dari Waraqah, Muhammad beserta istrinya, Khadijah mengucapkan terima kasih dan pulang ke rumah.
Setelah itu, Muhammad dengan secara sembunyi-sembunyi mulai mengajarkan
agama Islam yang diwahyukan kepadanya. Orang-orang yang pertama kali
mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW diantaranya adalah : Khadijah, Ali
bin Abi Thalib, Abu Bakar Ash Shiddiq, Bilal bin Rabah, Zaid bin
Haritsah dan juga Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW
juga. Pada waktu pengikutnya masih sedikit, Rasullullah dan para
pengikutnya setiap malam berkumpul di rumah Arqam.
Ketika pada awal tahun 613 M, barulah Nabi Muhammad SAW menyiarkan agama
Islam secara terang-terangan karena Umar bin Khattab, (pada waktu itu
baru masuk Islam) langsung menyuruh Muhammad untuk menyiarkan agama
Islam secara terang-terangan. Hal ini dapat dimaklumi karena Umar bin
Khattab di masa dulunya dijuluki "Singa Padang Pasir" oleh karena
sifatnya sangat keras, tegas dan tidak takut terhadap siapapun. Karena
terus didesak oleh Umar dan Hamzah, akhirnya beliau pun bersedia untuk
menyebarkan agama Islam secara terang-terangan.
Berbagai reaksi dari masyarakat Quraisy muncul. Ada yang senang dan ada
yang tidak senang. Yang masuk Islam pada waktu itu adalah tokoh-tokoh
besar seperti : Abdurrahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Ustman bin
Affan dan lain-lain. Tetapi tokoh-tokoh yang tidak senang dengan ajaran
tersebut seperti Umayyah bin Khalaf yang menyiks Bilal bin Rabah,
budaknya karena masuk Islam. Bilal pun akhirnya dimerdekakan oleh Abu
Bakar. Serta Abu Jahal dan paman Muhammad juga, Abu Lahab dan tokoh
Quraisy lainnya, seperti Abu Sufyan. Mereka-mereka inilah yang selalu
menindas umat Islam bahkan Nabi Muhammad pun hampir saja dibunuh. Namun
Allah mengetahui rencan itu dan menyelamatkan Nabi Muhammad.
Meskipun mendapat perlakuan yang semena-mena dari kaum Quraisy tetapi
pengikut Muhammad semakin banyak saja. Pengikutnya menyebarkan agama
Islam melalui perdagangan ke Syam, Persia. Banyak yang datang langsung
ke Mekkah dan Madinah (kota hijrah Muhammad dan pengikutnya) untuk
mengetahui ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW. Salah satu pengikut
Muhammad berasal dari Persia, yaitu seorang Ilmuwan bernama Salman
Al-Farisi yang kemudian menjadi sahabat Muhammad SAW.
Karena penyiksaan kepada Muhammad dan para pengikutnya semakin
menjadi-jadi, turunlah wahyu kepada Muhammad untuk berhijrah dari kota
Mekkah. Banyak pengikut Islam berhijrah ke Habsyah (sekarang Ethiopia)
karena Raja waktu itu, Negus mempersilahkan untuk berhijrah ke negaranya
dan akan melindunginya. Muhammad pun pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib
(sekarang Madinah) dengan pengikutnya yang dari Mekkah maupun dari
Habsyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar